Gambaran kecemasan dan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa di RSU Mitra Sejati Medan

Latar belakang : Gagal Ginjal adalah suatu kondisi klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang bersifat permanen, sehingga diperlukan terapi penggantian ginjal permanen, berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis merasa hidup tidak bermakna, kesepian, hancur, keputusasaan, kecemasan. Faktor kecemasan yang menyebabkan stress dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien dan menurunkan kualitas hidupnya, semakin tinggi tingkat kecemasan semakin buruk kualitas hidupnya. Tujuan : Untuk mengetahui gambaran kecemasan dan kualitas hidup pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani Hemodialisa di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2024. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantiitafif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang menjalani hemodialisa di RSU Mitra Sejati Medan Tahun 2024 dengan sampel sebanyak 41 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil : Penelitian pada 41 responden menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik usia mayoritas berusia 36-55 tahun sebanyak 18 (43,9%), pada karakteristik jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 (61,0%), pada karakteristik status pernikahan mayoritas reponden berstatus menikah sebanyak 34 (82,9%), pada karakteristik pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA/SMK sebanyak 24 (58,5%), pada karakteristik pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 13 (31,7%), dan pada kategori lama menjalani Hemodialisa mayoritas responden yaitu dalam rentang waktu 0-3 tahun sebanyak 37 (90,2%). Penelitian pada 41 responden menunjukkan kecemasan ringan sebanyak 6 (14,6%), kecemasan berat sebanyak 18 (43,9%). Pada kualitas hidup menunjukksn kualitas hidup baik sebanyak 8 (19,5%), dan kualitas hidup buruk sebanyak 33 (80,5%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan ringan memiliki kualitas hidup baik, dan kecemasan berat memiliki kualitas hidup yang buruk.