Pola Sebaran, Analisis Sanitasi Lingkungan dan diare dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Karo Proponsi Sumatera Utara

Sinaga, Jernita and Auliani, Restu and Tanjung, Risnawati (2024) Pola Sebaran, Analisis Sanitasi Lingkungan dan diare dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Karo Proponsi Sumatera Utara. Pola Sebaran, Analisis Sanitasi Lingkungan dan diare dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Karo Proponsi Sumatera Utara.

[thumbnail of JURNAL PENELITIAN 2025 jernita  DKK.pdf]
Preview
Text
JURNAL PENELITIAN 2025 jernita DKK.pdf - Published Version

Download (891kB) | Preview

Abstract

Stunting merupakan keadaan tubuh yang pendek hingga melampaui defisit 2 SD (Standar Deviasi)
di bawah median tinggi badan populasi, menjadi masalah nasional karena peningkatan prevalensi
dan dampaknya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang kurang bersaing, mempengaruhi
produktivitas kerja, meningkatkan resiko kegemukan dan obesitas, serta memicu penyakit sindrom
metabolic. Tumbuh besar di lingkungan yang bersih dan aman adalah hak setiap anak. Akses ke
pasokan air yang dikelola dengan aman, sanitasi, dan kebersihan tidak hanya memastikan anak
tumbuh dengan baik, tetapi juga memberikan anak awal yang sehat dalam kehidupannya. Selain
malnutrisi, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang buruk ternyata juga menjadi penyebab
tingginya angka stunting di Indonesia. Menurut riset Kementerian Kesehatan (Kemkes), stunting
yang disebabkan oleh tidak adanya air bersih dan sanitasi buruk mencapai 60 persen, sementara
yang dikarenakan gizi buruk “hanya” 40 persen. Tak heran, kalau akses air bersih masuk sebagai
salah satu tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs) dengan target tahun 2030.
Air bersih dan sanitasi menjadi faktor esensial dalam pencegahan stunting. Hubungan antara
konsumsi air kotor dengan stunting terletak pada banyaknya mikroorganisme (seperti patogen dan
bakteri E.coli) pada air kotor yang bila dikonsumsi dapat mengganggu sistem di tubuh manusia.
Beberapa penyakit yang mengintai di air kotor adalah diare dan cacingan. Anak yang sulit
mendapatkan akses air bersih, bisa mengalami diare berulang kali. Padahal, saat diare, ada banyak
cairan dan mikronutrien (nutrisi penting) yang terbuang dari dalam tubuh anak. Zinc salah satunya.
Saat tubuh kekurangan Zinc, maka usus yang terganggu fungsinya selama diare tidak bisa
diregenerasi kembali, kekurangan zinc pada saat anak- anak dapat menyebabkan stunting dan
terlambatnya kematangan fungsi seksual. Ketiadaan akses air bersih juga membuat anak rentan
terkena infeksi cacing, yang masuk ke dalam tubuh akan menyerap nutrisi pada tubuh anak, lalu
membuat nafsu makannya menurun. Jika terus terjadi, kondisi ini akan menyebabkan anak
mengalami malnutrisi dan menyebabkan pertumbuhan anak melambat. Identifikasi lokasi penderita
sampai alamat lokasi individu dimungkinkan untuk dilakukan, sehingga memperoleh informasi
mengenai sebaran kasus di tiap wilayah. menggunakan Geographic Information System (GIS).
Melalui penelitian Ini juga akan didapatkan risiko kejadian stunting dan diare dari sanitasi (sarana air
bersih, sarana jamban, sarana pembuangan sampah, kebiasaan cuci tangan pakai sabun) Penelitian
ini menggunakan pendekatan skema penelitian pemula, menggunakan desain case control dengan
subyek balita sebanyak 246 balita yaitu 123 kasus dan 123 kontrol yang tersebar di 19 wilayah kerja
puskesmas kabupaten Karo. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik chi square dan untuk
melihat faktor yang paling dominan dengan menggunakan uji regresi logistic

Item Type: Article
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan/Prodi Sanitasi(Kesehatan Lingkungan) Kemenkes Poltekkes Medan > Karya Ilmiah Dosen Kesehatan Lingkungan > Jurnal Nasional Dosen D3 Kesling
Depositing User: Mrs Jernita Sinaga
Date Deposited: 12 Aug 2025 01:28
Last Modified: 12 Aug 2025 01:28
URI: https://repository.poltekkes-medan.ac.id/id/eprint/1874

Actions (login required)

View Item
View Item