SKRIPSI HUBUNGAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINJAI ESTATE KOTA BINJAI TAHUN 2024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN KABANJAHE
SKRIPSI, JUNI 2024
Elisa Agustari
HUBUNGAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BINJAI ESTATE KOTA BINJAI TAHUN 2024
XIV + 56 Halaman + 13 Tabel + 10 Lampiran
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD merupakan Penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh serangga Aedes Aegypti
betina. Virus dengue memiliki masa inkubasi antara 3-7 hari. Terdapat
banyak faktor yang memengaruhi kejadian DBD salah satunya faktor
lingkungan. Kondisi lingkungan yang buruk berdampak signifikan dengan
jumlah kasus DBD. Faktor lingkungan fisik seperti tempat penampungan air
dan ventilasi berkawat kasa dapat menjadi tempat berkembangbiaknya
nyamuk, faktor lingkungan biologi berupa keberadaan larva nyamuk, dan
lingkungan sosial seperti dukungan petugas kesehatan dan pengalaman
mendapat penyuluhan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan studi case
kontrol. Analisis dilakukan dengan membandingkan kelompok kasus
dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 29 sampel kasus dan 29 sampel
kontrol dengan total 58 sampel.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan
signifikan antara keberadaan jentik dengan kejadian DBD p-value (0,008),
ada hubungan signifikan antara frekuensi pengurasan kontainer dengan
kejadian DBD p-value (0,016), ada hubungan signifikan antara penggunaan
kawat kasa pada ventilasi dengan kejadian DBD p-value (0,002) dan tidak
terdapat hubungan signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan
kejadian DBD p-value (0,426), tidak terdapat hubungan signifikan antara
pengalaman mendapat penyuluhan kesehatan dengan kejadian DBD pvalue (0,431). Adapun saran yang dapat diberikan peneliti yaitu untuk
memerhatikan kondisi lingkungan seperti penampungan air atau container
, kebiasaan menguras bak seminggu sekali, dan pemakaian ventilasi kawat
kasa untuk mengurangi resiko kejadian DBD.
Kata Kunci : Lingkungan fisik, lingkungan biologi, lingkungan sosial, DBD