GAMBARAN Serum Glutamic Pyruvic Transaminase PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU YANG MENJALANI PENGOBATAN DI PUSKESMAS BATU ANAM KABUPATEN SIMALUNGUN

Tuberkulosis Paru merupakan penyakit infeksius yang menyerang di saluran pernapasan. TB Paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang batuk, bersin dan menghirup udara percikan dahak yang mengandung bakteri tuberkulosis. TB juga dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati. Namun, obat anti tuberkulosis mempunyai efek samping yaitu hepatotoksisitas yang menyebabkan kerusakan hati secara luas dan permanen. Parameter untuk menentukan ada atau tidaknya kerusakan hati adalah dengan melihat kadar SGPT. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran Serum Glutamic Pyruvic Transaminase Pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Menjalani Pengobatan Di Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun pada Januari – Juni 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Batu Anam Kabupaten Simalungun dengan 20 sampel Penderita Tuberkulosis Paru yang Menjalani Pengobatan dan penelitian dilakukan di Laboratorium Gatot Subroto. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa kadar SGPT yang meningkat sebanyak 12 orang (60%) sedangkan kadar SGPT yang normal sebanyak 8 orang (40%). Pada umumnya penderita TB Paru yang menjalani pengobatan akan mengalami peningkatan kadar SGPT, disebabkan karena OAT yang gagal di metabolisme dalam hati. Oleh karena itu, disarankan pada penderita TB Paru untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati sebelum dan selama menjalani pengobatan. Maka dianjurkan untuk mengkonsumsi obat anti tuberkulosis secara teratur, meningkatkan gizi, menjaga pola hidup yang sehat, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Kata Kunci : Penderita Tuberkulosis Paru tahap awal (<2 bulan) dan tahap lanjutan (>2 bulan), Obat Anti Tuberkulosis , dan Kadar SGPT