IMPLEMENTASI RELAKSASI NAPAS DALAM UNTUK MENGATASI GANGGUAN PERTUKARAN GAS PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS (PPOK) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SIDIKALANG TAHUN 2025

Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia, khususnya di negara berkembang. Gangguan pertukaran gas seperti sesak napas, penurunan saturasi oksigen dan penggunaan otot bantu napas sering dialami pasien PPOK dan dapat menurunkan kualitas hidup. Teknik relaksasi napas dalam sebagai intervensi non-farmakologis bertujuan memperlambat napas, meningkatkan ventilasi paru dan memperbaiki saturasi oksigen.
Tujuan Studi Kasus: Untuk mengetahui penerapan relaksasi napas dalam untuk mengatasi gangguan pertukaran gas pada pasien PPOK di RSUD Sidikalang. Metode Penelitian: Studi kasus deskriptif terhadap dua pasien PPOK dengan gangguan pertukaran gas. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pengukuran saturasi oksigen menggunakan pulse oximeter dan dokumentasi keperawatan. Intervensi dilakukan selama 10 menit per sesi, dua kali sehari, selama tiga hari berturut-turut.
Hasil Studi Kasus: Hasil menunjukkan peningkatan saturasi oksigen dari 89-90% menjadi 97-98%. Frekuensi napas menurun dari 25-26 kali/menit menjadi 20 kali/menit. Pasien melaporkan penurunan sesak napas dan mengalami perbaikan kondisi pernapasan secara keseluruhan.
Kesimpulan dan Saran: Relaksasi napas dalam efektif meningkatkan pertukaran gas pada pasien PPOK. Disarankan teknik ini diterapkan dalam asuhan keperawatan rutin dan diajarkan kepada pasien serta keluarga untuk dilakukan secara mandiri di rumah..