ANALISIS KUALITAS UDARA PARTIKULAT PM2,5 PADA TRANSPORTASI TERBUKA DAN TERTUTUP MENGGUNAKAN LOW COST SENSOR DI KOTA MEDAN TAHUN 2025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KABANJAHE, JUNI 2025
RIMA MELATI SITOPU
“ANALISIS KUALITAS UDARA PARTIKULAT
PM2,5
PADA
TRANSPORTASI TERBUKA DAN TERTUTUP MENGGUNAKAN LOW
COST SENSOR DI KOTA MEDAN TAHUN 2025”
XIV + 60 Halaman, 14 Tabel, 10 Gambar, 12 Lampiran
ABSTRAK
Kualitas udara di kawasan perkotaan seperti Kota Medan semakin
mengkhawatirkan, terutama akibat pencemaran partikulat meter halus yang
disebut dengan PM2,5, PM2,5 sangat beresiko terhadap kesehatan manusia
yang dapat memberikan dampak buruk dan berdampak sangat merugikan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan
konsentrasi PM2,5 pada transportasi terbuka (sepeda motor) dan tertutup
(bus listrik) menggunakan alat Low-Cost Sensor (Purple Air). Metode yang
digunakan adalah deskriptif analitik dengan pengambilan data dilakukan
selama tiga hari pada jam sibuk (pagi, siang, sore) dengan rute perjalanan
J.City–Plaza Medan Fair–J.City.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi PM2,5 pada
transportasi terbuka sebesar 53,48 µg/m³ dengan nilai AQI 135,81,
sedangkan pada transportasi tertutup sebesar 37,46 µg/m³ dengan nilai AQI
106,01. Hasil uji independent t-test menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed)
sebesar 0,001 (<0,05), yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara
kedua jenis transportasi. Nilai-nilai tersebut berada pada kategori
"Unhealthy for Sensitive Groups" hingga "Unhealthy". Temuan ini
mengindikasikan bahwa pengguna transportasi terbuka lebih tinggi
terpapar polusi udara dibandingkan transportasi tertutup. Penelitian ini
merekomendasikan pentingnya pengembangan transportasi umum ramah
lingkungan dan perlunya pemantauan kualitas udara secara berkala di
kawasan perkotaan.
Kata kunci: PM2,5, Transportasi Terbuka, Transportasi Tertutup, Bus
Listrik, Sepeda Motor