HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang menyerang struktur terkecil menyebabkan ginjal mengalami penurunan fungsi dan akan terjadinya kerusakan yg bersifat mersiabel. Salah satu cara adalah melakukan hemodialisa merupakan salah satu terapi pengganti yang bertujuan untuk membuang sisa-sisa metabolisme protein. Zat gizi protein
akan hilang pada saat melakukan hemodialisa. Sehingga perlunya peningkatan asupan protein untuk pembentukan eritrosit dengan hemoglobin didalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan protein dengan kadar hemoglobin pada pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Jenis penelitian menggunakan Metode Deskriptif Observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa pada shift
siang berjumlah 50 orang dan sampel sebanyak 38 orang yang ditentukan dengan accidental sampling. Uji hubungan yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian berdasarkan rata-rata asupan protein pasien penyakit gagal ginjal kronik dengan asupan tertinggi yaitu 64 gr/hari dan
terendah 16 gr/hari, rata-rata kadar hemoglobin pada pasien yaitu 9,3 g/dl sebanyak 35 orang ( 92,1% ) dan terdapat 3 orang ( 9%) dengan nilai HB 13,4 g/dl. Terdapat hubungan antara asupan protein dengan kadar hemoglobin pada pasien panyakit gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara (r = 0.695 ; p = 0.000 ). Asupan protein yang
rendah mengakibatkan kadar hemoglobin juga rendah.