FORMULASI SEDIAAN BLUSH ON CREAM DARI EKSTRAK BUAH TERONG BELANDA (Solanum betaceum)

Penggunaan pewarna sintetis dalam kosmetik, khususnya blush on, telah
banyak digunakan karena biayanya yang relatif rendah dan stabilitas warnanya
yang baik. Pewarna sintesis Rhodamin B memiliki potensi risiko terhadap
kesehatan kulit, termasuk iritasi, kemerahan, bahkan gangguan lebih lanjut jika
digunakan dalam jangka panjang. Bahan alami yang memiliki potensi sebagai
pewarna kosmetik adalah buah terong belanda (Solanum betaceum), yang
mengandung senyawa antosianin. Antosianin merupakan golongan flavonoid yang
berfungsi sebagai antioksidan sekaligus pewarna alami, sehingga dapat
memberikan nilai tambah dalam formulasi kosmetik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah buah terong belanda
dapat diformulasikan sebagai sediaan blush on dalam bentuk cream serta untuk
mengetahui konsentrasi ekstrak yang efektif dalam memenuhi uji evaluasi fisik.
Penelitian ini bersifat eksperimental dengan desain posttest only design. Ekstrak
diperoleh melalui metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan
kemudian dikentalkan menggunakan rotary evaporator. Formulasi cream blush
on dibuat dalam tiga variasi konsentrasi: 12%, 16%, dan 20%.
Hasil penelitian menunjukkan warna, aroma, dan bentuk yang baik dengan
nilai uji pH sebesar 6. Daya oles merata, dan tidak ditemukan reaksi iritasi pada
10 sukarelawan. Uji stabilitas selama 14 hari menunjukkan tidak ada perubahan
warna, aroma, maupun tekstur sediaan.
Blush on cream yang memenuhi kriteria fisik, stabilitas, dan aman
digunakan sebagai produk kosmetik berbasis bahan alami. Kesimpulan bahwa
ekstrak buah terong belanda tidak dapat diformulasikan sebagai pewarna cream
blush on dan tidak dapat ditentukan konsentrasi yang efektif dalam memenuhi uji
evaluasi fisik.
Kata kunci: blush on cream, terong belanda, pewarna alami, Solanum betaceum,
antosianin