PENETAPAN KADAR BORAKS PADA KULIT LUMPIA YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KECAMATAN MEDAN BARU DENGAN METODE ALKALIMETRI

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 33 Tahun 2012 tentang
Bahan Tambahan Pangan menyebutkan, Bahan Tambahan Pangan yang
selanjutnya disebut BTP adalah yang ditambahkan kedalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan. Sebagai makanan khas dari Semarang,
lumpia memiliki cita rasa gurih dan khas, dan oleh karenanya, lumpia memiliki
minat konsumen yang cukup tinggi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
ada tidaknya boraks pada kulit lumpia dengan uji kualitatif menggunakan BaCl2
dan untuk mengetahui kadar boraks pada kulit lumpia dengan metode alkalimetri.
Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif yang dilakukan
dilaboratorium.
Pada penelitian ini dilakukan uji kualitatif pada 9 sampel dan terdapat satu
sampel positif boraks yaitu pada sampel C2 dan sampel A1, A2, A3, B1, B2, B3,
C1, C3 mendapatkan hasil negatif. Pada uji kuantitatif dengan metode alkalimetri
hanya dilakukan pada sampel C2 menghasilkan nilai konsentrasi sebesar
0,080% b/b pada sampel negatif tidak dilakukan uji kuantitatif karena tidak
terdapat boraks.
Kesimpulan pada penelitian ini yaitu menunjukkan satu sampel positif
boraks yaitu pada sampel C2 pasar peringgan pada penjual ke 2 dengan kadar
boraks sebesar 0,080% b/b.
Kata kunci : Kulit Lumpia, Kadar Boraks, Alkalimetri
Daftar bacaan : 14 (2013 - 2021)