Gambaran Tingkat Depresi Lansia Di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara

Latar Belakang: Peningkatan jumlah lansia di Indonesia, khususnya di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, mengharuskan perhatian lebih terhadap
masalah kesehatan mental lansia, terutama depresi. Proses penuaan yang alami
seringkali disertai perubahan biologis, psikologis, dan sosial yang berpotensi
menyebabkan gangguan mental, seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat depresi pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Binjai serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Metode: Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional.
Sampel penelitian sebanyak 131 lansia diambil menggunakan teknik purposive
sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur tingkat depresi
menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dan dukungan sosial
menggunakan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS).
Analisis data dilakukan secara deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai
tingkat depresi berdasarkan usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan,
dan dukungan sosial.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 131
responden, 61,1% tidak mengalami depresi, 37,4% mengalami depresi sedang,
dan 1,5% mengalami depresi berat. Faktor usia menunjukkan bahwa mayoritas
lansia yang mengalami depresi berada dalam kelompok usia 60-74 tahun. Jenis
kelamin laki-laki memiliki prevalensi depresi sedang yang lebih tinggi dibandingkan
perempuan. Lansia yang berstatus janda atau duda cenderung mengalami depresi
lebih tinggi dibandingkan yang berstatus kawin. Pendidikan terakhir rendah,
iv
seperti SD, juga berhubungan dengan tingkat depresi yang lebih tinggi. Dukungan
sosial yang rendah berkontribusi terhadap tingginya tingkat depresi pada lansia.
Kesimpulan: Tingkat depresi pada lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai bervariasi dengan mayoritas mengalami depresi ringan hingga sedang.
Faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, dan
dukungan sosial mempengaruhi tingkat depresi lansia. Penelitian ini menyarankan
perlunya intervensi yang lebih terarah untuk mengatasi masalah kesehatan mental
lansia, termasuk peningkatan dukungan sosial dan perhatian terhadap faktor�faktor risiko individu.