ANALISIS KUALITAS UDARA TERHADAP PAPARAN PARTIKULAT (PM2,5) DALAM RUANGAN DI LINGKUNGAN KANTOR MENGGUNAKAN LOW-COST SENSOR KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO TAHUN 2025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
KABANJAHE, JUNI 2025
FATIMAH AZZAHRA
“ANALISIS KUALITAS UDARA TERHADAP PAPARAN PARTIKULAT
(PM2,5) DALAM RUANGAN DI LINGKUNGAN KANTOR
MENGGUNAKAN LOW‑COST SENSOR KECAMATAN KABANJAHE
KABUPATEN KARO TAHUN 2025”
ABSTRAK
Kualitas udara dalam ruangan memegang peranan penting bagi
kesehatan pekerja, terutama karena sebagian besar waktu kerja dihabiskan
di ruang tertutup. Partikulat halus (PM2,5) berukuran ≤ 2,5 µm mampu
menembus hingga alveoli paru dan menimbulkan dampak kesehatan
jangka panjang.
Penelitian ini bertujuan menganalisis konsentrasi PM2,5 di dua kantor
dengan karakteristik lokasi berbeda - Kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan yang berlokasi dekat jalan raya, serta Kantor Dinas
Lingkungan Hidup yang berjarak ± 1 km dari jalan raya serta
membandingkannya berdasarkan 2 rentang waktu pada pukul 07.00-18.00
dan pukul 19.00 – 06.00 serta hari kerja (Senin-Jumat) dan libur (Sabtu
Minggu). Penelitian deskriptif berpendekatan cross‑sectional ini
menggunakan Low-cost sensor (PurpleAir) yang dipasang selama
tujuh hari (24 jam) di masing‑masing lokasi.
Hasil menunjukkan bahwa rata‑rata konsentrasi PM2,5 di kantor dekat
jalan raya adalah 32,64 µg/m³ (kategori Moderate – Unhealthy for Sensitive
Groups), sedangkan kantor jauh dari jalan raya sebesar 28,38 µg/m³
(kategori Moderate). Konsentrasi cenderung lebih tinggi pada malam hari
dan hari kerja di kedua lokasi. Uji‑t independen tidak menemukan
perbedaan signifikan antar‑kantor (p > 0,05), namun perbedaan antara
kondisi siang‑malam serta ada‑aktivitas dan tidak‑ada‑aktivitas
menunjukkan signifikansi (p < 0,05). Temuan ini menegaskan bahwa faktor
aktivitas internal dan sirkulasi udara berperan besar, sementara kedekatan
dengan jalan raya meningkatkan, tetapi tidak secara signifikan, konsentrasi
PM2,5 di dalam ruangan. Low‑cost sensor terbukti efektif sebagai alat
pemantauan berkelanjutan untuk mengidentifikasi pola pencemaran di
ruang kerja.
Kata Kunci : PM2,5, kualitas udara dalam ruangan, kantor, low‑cost
sensor, Kabanjahe