PENGARUH TEKNIK PENGOLAHAN MINUMAN HERBAL TINUKTUK MENGGUNAKAN BLENDER DAN TUMBUK TERHADAP DAYA TERIMA, KADAR ABU DAN KADAR AIR

Minuman herbal adalah minuman dari bahan rempah-rempah yang bermanfaat bagi kesehatan setelah air putih. Tinuktuk merupakan sambal khas Simalungun yang dipercaya mempercepat pemulihan ibu setelah melahirkan, lalu dikembangkan menjadi minuman herbal tinuktuk berbahan dasar seperti jahe merah, kencur, bawang merah, bawang putih, lada hitam, kemiri, andaliman, lengkuas, labu kuning, kecombrang, jeruk nipis, kunyit, dan garam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pengolahan minuman herbal tinuktuk menggunakan teknik pengolahan blender dan tumbuk terhadap daya terima, kadar abu, dan kadar air.
Metode penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana, dua perlakuan dan dua pengulangan. Uji daya terima dilakukan terhadap 50 panelis pada mahasiswa jurusan gizi Poltekkes Kemenkes Medan yang menilai warna, aroma, rasa, dan aftertaste. Uji kimia mencakup kadar abu dan kadar air menggunakan metode gravimetri berdasarkan AOAC 2005. Analisis data menggunakan uji t independen untuk mengetahui perbedaan signifikan terhadap teknik pengolahannya.
Hasil penelitian uji daya terima menunjukkan bahwa teknik pengolahan blender (MT1) lebih disukai oleh panelis dibandingkan teknik pengolahan tumbuk (MT2). Hasil uji mutu kimia menunjukkan kadar abu 8,58% diblender dan 9,08% ditumbuk sedangkan kadar air 4,78% ditumbuk dan 6,85% diblender sudah memenuhi standar SNI. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengkaji pengaruh daya simpan terhadap kualitas serbuk minuman herbal tinuktuk dari teknik pengolahan blender dan tumbuk.