Gambaran Pemberian MP-ASI Pada Baduta Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2024

Latar belakang : Stunting adalah kondisi dimana seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek daripada anak seusianya. Data SSGI tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia menurun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Upaya yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting salah satunya adalah menyelenggarakan kegiatan pemberian makanan tambahan atau pemberian MP-ASI. Pemberian MP-ASI harus memperhatikan prinsip yang terdiri dari umur, jenis, frekuensi, porsi/jumlah, tekstur, variasi, dan aman/higienis. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui gambaran pemberian MP-ASI pada baduta dengan kejadian stunting. Metode: Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi pada bulan Januari sampai Mei tahun 2024. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 43 orang baduta stunting dengan menggunakan teknik total sampling. Selanjutnya data dianalisis secara univariate. Hasil: Pemberian MP-ASI pada baduta stunting berdasarkan usia pemberian mayoritas <6 bulan sebesar 83,72%, jenis pemberian mayoritas 2-3 jenis sebesar 93,02%, frekuensi pemberian mayoritas baik sebesar 90,70%, jumlah/porsi pemberian mayoritas buruk sebesar 53,48%, tekstur pemberian mayoritas kurang sebesar 51,16%, variasi dalam pemberian mayoritas kurang sebesar 79,07%, dan aman (higienis) dalam pemberian mayoritas kurang sebesar 58,14%. Kesimpulan: Bahwa pemberian MP-ASI pada baduta stunting di wilayah kerja Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi kurang sebesar 69,77%. Petugas kesehatan diharapkan memberikan edukasi tentang MP-ASI dan stunting kepada orang tua, terutama ibu. Orang tua diharapkan memberikan MP-ASI yang baik dan benar kepada anak.

Kata kunci : Stunting; MP-ASI.