RESISTENSI BAKTERI PENYEBAB TB PARU MENGGUNAKAN METODE TES CEPAT MOLEKULER (TCM) DI RSU F. L TOBING SIBOLGA

Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit infeksi paru akibat bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Penderita TB paru mampu menularkan 10-15 orang
tiap tahunnya. Bakteri tuberculosis dapat menyebar melalui droplet. Apabila pasien
TB batuk dan bersin, ia dapat menyebarkan hingga 3.000 kuman ke udara. Secara
keseluruhan, diperkirakan ada 10 juta (8,9-11 juta) pasien penderita TB pada tahun
2019. Resistensi bakteri Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT merupakan
kondisi dimana pada saat bakteri sudah tidak dapat lagi mati oleh OAT. TB resisten
obat (TB-RO) pada dasarnya merupakan fenomena “buatan manusia” yang
merupakan akibat dari pengobatan pasien TB yang tidak selesai maupun penularan
pasien TB-RO. Penelitian ini bertujuan mengetahui resisten obat antituberculosis
dengan metode TCM pada penderita suspek TB paru. Jenis penelitian yang
digunakan ialah deskriptif-retrospektif berdasarkan data sekunder dari data laboratorium
dan rekam medis pada periode Januari sampai Mei 2024 di RS F.L Tobing Sibolga.
Populasi dan sampel pada penelitian ini sebanyak 115 orang yang didapat dari
pasien terduga TB Paru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2024
dengan menggunakan sampel sputum pasien yang diduga terkena TB paru yang
sedang berobat di poli paru RSU F. L Tobing Sibolga. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat 115 orang pasien yang melakukan pemeriksaan TCM,
sebanyak 45 (39,13%) orang merupakan positif TCM dengan 32 (71,1%) orang
pasien merupakan resisten obat, terdiri dari 18 (56,25%) orang Resisten Rifampicin,
10 (31,25%) orang Resisten INH, 6 (18,75%) orang Resisten Etambutol. Kemudian
ada 2 orang Resisten terhadap Rifampisin dan INH (Multi Drug Resisten) dan 1
Orang Resisiten terhadap Etambutol dan INH.
Kata kunci: TB paru, Resistensi, Tes Cepat Molekuler (TCM)