Gambaran Self Efficacy Pada Pasien Tuberkulosis Paru Di Wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli Selatan

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi
penyebab utama kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh basil
mycobacterium tuberculosis. Pasien tuberkulosis paru memerlukan
pengobatan jangka panjang melalui pengobatan selama 6 bulan dengan
panjangnya masa pengobatan tersebut, salah satu faktor terpenting dalam
keberhasilan proses pengobatan adalah adanya self efficacy atau
keyakinan diri yang tinggi dari diri pasien. Self efficacy yang tinggi dapat
meningkatkan pengobatan tuberkulosis sedangkan self efficacy yang
rendah akan berakit pada kegagalan pengobatan
Penelitian
ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan desain penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah populasi 38
responden yaitu pasien tuberkulosis paru di wilayah UPTD Puskesmas
Kecamatan Gunungsitoli Selatan.
Hasil penelitian ditemukan bahwa self efficacy pada pasien
tuberkulosis paru di wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Gunungsitoli
Selatan minoritas dikategorikan self efficacy yang rendah yaitu 18
responden (47,37%) dan mayoritas dikategorikan self efficacy yang tinggi
yaitu 20 responden (53,63%). Disarankan kepada responden mampu
mempertahankan self efficacy dalam proses menjalani pengobatan dalam
minum obat tuberkulosis paru.
Kata Kunci
Daftar Bacaan
: Self Efficacy, TB Paru
: 35 (2016-2023)