Gambaran Kondisi Gingiva Pada Ibu Yang Menyirih Dengan Suntil Dan Tanpa Suntil Di Desa Nageri Kecamatan Juhar Kabupaten Karo

Kebiasaan menyirih masih umum dilakukan oleh masyarakat di
Desa Nageri, Kecamatan Juhar, Kabupaten Karo. Menyirih dilakukan dengan mengunyah campuran daun sirih, pinang, kapur, gambir, dan sering ditambahkan suntil (tembakau). Tradisi ini dipercaya dapat menjaga Kesehatan gigi dan mulut. Namun penggunaan tembakau yang ditekankan pada area gigi anterior dan kandungan silikat pada tembakau dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lunak rongga mulut dan memicu penyakit periodontal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran kondisi gingiva
pada ibu-ibu yang menyirih dengan suntil dan tanpa suntil. Sampel sebanyak 30 orang dibagi dalam dua kelompok, masing-masing 15 orang, dan dipilih dengan metode simple random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan pemeriksaan klinis gingiva menggunakan periodontal probe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resesi gingiva ditemui pada
66,7% responden yang menyirih dengan suntil, sedangkan pada
kelompok tanpa suntil hanya 20%. Selain itu, warna gingiva pada kelompok menyuntil cenderung kecoklatan (46,7%), sedangkan kelompok tanpa suntil didominasi warna merah muda (66,7%). Dapat disimpulkan bahwa, perubahan warna dan resesi gingiva lebih banyak ditemui pada ibu yang memiliki kebiasaan menyirih disertai dengan menyuntil.
Kata Kunci : menyirih, suntil, resesi gingiva, kesehatan gigi dan mulut dan tembakau.