PENERAPAN AROMATERAPI MINYAK KAYU PUTIH UNTUK MENGATASI GANGGUAN POLA NAFAS PADA BALITA DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUMAH SAKIT UMUM TAHUN 2025

Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab utama gangguan pola napas pada balita dan sering menyebabkan peningkatan angka kesakitan di fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk di RSUD Sidikalang. Upaya non-farmakologis seperti aromaterapi menggunakan minyak kayu putih mulai dilirik sebagai intervensi pendukung untuk meredakan gangguan pernapasan. Minyak kayu putih dikenal memiliki efek ekspektoran dan dekongestan yang dapat membantu memperbaiki pola napas.
Tujuan Studi Kasus: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan aromaterapi minyak kayu putih dalam mengatasi gangguan pola napas pada balita yang mengalami bronkopneumonia di RSUD Sidikalang tahun 2025.
Metode Studi Kasus: Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan desain studi kasus pada beberapa balita yang dirawat dengan diagnosis bronkopneumonia. Aromaterapi minyak kayu putih diberikan melalui pengolesan pada dada dan punggung serta inhalasi tidak langsung selama 3 hari berturut-turut. Data dikumpulkan melalui observasi terhadap pola napas, frekuensi napas, dan tanda-tanda distress pernapasan sebelum dan sesudah intervensi.
Hasil: Penerapan aromaterapi minyak kayu putih pada balita dengan bronkopneumonia memberikan dampak positif terhadap pola napas. Intervensi dua kali sehari selama 15–20 menit per sesi membantu menstabilkan frekuensi, irama, dan kedalaman napas. Anak juga menunjukkan relaksasi yang baik serta toleransi terhadap terapi tanpa efek samping, sehingga aromaterapi ini efektif sebagai intervensi pendukung dalam penanganan gangguan pola napas.
Kesimpulan dan Saran: Aromaterapi minyak kayu putih terbukti efektif membantu menstabilkan pola napas pada balita dengan bronkopneumonia, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari terapi komplementer dalam asuhan keperawatan anak.